2
Mar
2019

Selektif Dalam Menukil & Menyebarkan

📝✍🏼 Selektif Dalam Menukil & Menyebarkan

☝🏼Sebelum engkau menukil apa saja ke dalam WhatsApp atau media sosial lainnya, terapkanlah wasiat dari asy-Syaikh Shalih al-Fauzan حفظه الله:

“(Berikut ini) adalah wasiat yang agung: Apabila engkau terkagum dengan ucapan seseorang dalam perkara agama. Adapun ucapan dalam perkara dunia, maka bukan pembahasan kita.

✓ (Pembahasan kita adalah) Jika engkau terkagum dengan ucapan seseorang dalam perkara agama, maka janganlah engkau terburu-buru (menukilnya) sampai engkau melihat padanya poin-poin berikut ini:

✓ Apakah ucapan tersebut dibangun di atas kebenaran dan dalil?
• Ataukah ucapan itu berasal dari kepala dan pendapatnya sendiri?
• Jika keadaannya seperti ini, maka ucapannya ibarat buih yang tiada ertinya.
• Maka tinggalkan ucapannya.

✓ Adapun jika ucapan tersebut dibangun di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka ini adalah kebenaran.
• Namun demikian janganlah terburu-buru dalam menukil sebuah ucapan tanpa memikirkan dan mempedulikannya terlebih dahulu. Meskipun engkau terkagum dengan kefasihannya, retoriknya dan daya tariknya.
• Jangan terburu-buru dalam menukilnya. Sampai engkau melihat dan meninjau kembali ucapan tersebut berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

✓ Lihatlah juga, siapakah yang mengucapkannya?
• Apakah dia seorang yang faqih ataukah bukan seorang yang faqih?
• (Jangan terburu menukil darinya) sampai engkau menanyakan tentangnya kepada seorang yang berilmu.
• Dan sampai engkau lihat, apakah ada seseorang dari Salaf yang pernah mengucapkannya atau mereka tidak pernah mengucapkannya?

Ini adalah perkara yang saya telah sering saya ingatkan berkali-kali.

✓ Maka saya katakan:
• Janganlah kalian mengadakan pemikiran-pemikiran, pendapat-pendapat dan ucapan-ucapan yang baru, yang tidak pernah ada pendahulunya.
• Ambillah tauladan dari para Salaf dan dari ucapan mereka.
• Jika engkau mendatangkan sesuatu yang belum pernah seorangpun (dari Salaf) mengucapkannya, maka ianya akan menjadi tidak wajar dan bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.

✓ Ucapan para Sahabat adalah sebagai tolok ukur. Kerana mereka adalah para murid Rasulullah ﷺ.
• Lihat ucapan mereka dalam menafsirkan sebuah ayat, bagaimanakah mereka menafsirkannya.
• Lihat pula ucapan mereka dalam menjelaskan hadis, bagaimanakah mereka menjelaskannya.
• Ambillah ucapan mereka dan tafsir mereka. Kerana mereka adalah generasi yang paling dekat dengan kebenaran dibanding generasi setelah mereka, kerana mereka adalah para murid Rasulullah ﷺ.
• Mereka mendengar dan mengambil tentang tafsir secara langsung dari Rasul ﷺ, sehingga mereka adalah generasi yang paling dekat dengan kebenaran.

❎ Maka tidak benar orang yang mengatakan bahawa para Sahabat sudah tidak lagi dianggap (relevan). Mereka adalah generasi (yang telah lalu), pemikiran/pendapat mereka berlaku untuk mereka sendiri, sedangkan kita pun adalah generasi, bagi kita pendapat kita. Zaman sudah berubah..!!”

📁 [Ithaf al-Qaari bi at-Ta’liqat ‘ala Syarhis Sunnah li al-Barbahary (1/8-88)]

📂 Majmu’ah Manhajul Anbiya

📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf