25
Jan
2016

Silsilah Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah (Bahagian 20)

📃🍃📃🍃📃🍃📃🍃📃

📌 Silsilah Prinsip-Prinsip Ahlus Sunnah (Bahagian 20)

📚 Bab 1⃣9⃣:
Taat Terhadap Penguasa (Bahagian 1)

💎 Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Mendengar dan taat terhadap para imam serta pemimpin kaum mu’minin, yang baik mahupun yang fajir*. Demikian pula terhadap siapa yang memegang kekuasaan (khilafah), dan orang-orang bersatu di bawahnya serta redha atasnya, juga terhadap siapa yang mengalahkan orang-orang (menguasai mereka) dengan pedangnya hingga menjadi penguasa (khalifah)**. Dan ia disebut dengan Amirul Mu’minin.”
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
* Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Perhatikanlah Imam Ahmad, al-Bukhari serta para imam Islam seluruhnya! Mereka menjadikan perkara ini sebagai salah satu pokok dasar (aqidah) dari pokok-pokok dasar (ajaran) Islam, iaitu: “Taat terhadap penguasa muslimin adalah sebuah pokok dasar dari pokok-pokok dasar (ajaran) Islam”. Sama saja apakah ia orang baik ataupun fajir (jahat).

☝🏼Seorang Khalifah yang fajir, sewenang-sewenang, zalim lagi fasiq, selama ia belum keluar dari lingkaran Islam, maka tidak diperbolehkan untuk diberontak, bagaimanapun keadaannya.

📕”Kami dahulu membai’at Rasulullah untuk mendengar dan taat dalam keadaan sulit mahupun lapang, di saat giat mahupun benci, bahkan atas kesewenang-wenangan terhadap kami, agar kami tidak mencabut urusan ini dari pemiliknya, hingga kalian menyaksikan kekufuran yang nyata. (HR Muslim)

📕Dari Ummu Salamah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya akan dikuasakan atas kalian para pemimpin, sehingga kalian mengenali dan mengingkari. Maka barangsiapa yang mengingkarinya, sungguh ia telah selamat. Dan barangsiapa yang membencinya, maka sungguh ia telah berlepas (diri). Tetapi (dosa dan celaka) bagi siapa yang redha dan mengikutinya.” Lalu para sahabat berkata, “Tidakkah kami perangi mereka, wahai Rasulullah?” Baginda menjawab, “Jangan, selama mereka masih solat.” (HR Muslim)

❗MAKA SELAMA MEREKA MASIH MENGERJAKAN SOLAT, TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMBERONTAK ATASNYA. Kenapa?? Kerana pemberontakkan itu dapat mengakibatkan berbagai kerosakkan, terbengkalainya Islam dan muslimin, binasanya umat, pertanian dan keturunan, pelanggaran harga diri, penghinaan dan kelemahan atas kaum muslimin sehingga mereka menjadi (layaknya) santapan empuk bagi musuh-musuhnya. Demikianlah jika terjadi pemberontakkan demi pemberontakkan, lalu pemberontakkan lagi…”

** Asy Syaikh Rabi’ menjelaskan, “Sekalipun ia (pemimpin yang baru) mendapatkannya dengan senjata, iaitu memberontak terhadap penguasa sebelumnya dan mengalahkannya, sehingga tegak kedaulatannya, maka tidak diperbolehkan memberontak atasnya.

❌ Kerana sesungguhnya jika umat ini memberontak untuk kedua kalinya, kelak akan memberontak untuk yang ketiga kalinya, kelak akan memberontak untuk ketiga kalinya, lalu yang keempat, hingga jadilah umat ini terus menerus dalam pergulatan dari satu pemberontakkan kepada pemberontakkan yang berikutnya. Tidak! Pemberontakkan itu asalnya tidak diperbolehkan.”

📂 (Faedah dari Kitab Syarh Ushul as-Sunnah, karya asy Syaikh Rabi’ al-Madkhali, diterbitkan Maktabah Al Huda, diterjemahkan Ustadz Muhammad Higa)

Bersambung insyaAllah.

📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 telegram: http://bit.ly/thoriqussalaf