20
Apr
2018

Hukum Mengundi & Pilihanraya

✍🏼❌ Hukum Mengundi & Pilihanraya

✍🏼 Asy-Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan حفظه الله

☝🏼Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Semoga selawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad (ﷺ) dan seluruh keluarga serta para sahabatnya. Amma ba’du, telah banyak pertanyaan (kepadaku) seputar hukum pilihanraya dan demonstrasi ditinjau bahawa keduanya adalah perkara baru dan diserap masuk (ke kaum muslimin –pentj) dari selain muslimin. Maka saya katakan, dan hanya kepada Allah saja saya memohon taufiq.

🔗 Adapun (tentang) pilihanraya maka hukumnya sesuai rincian berikut;

1⃣ Pertama; Apabila ummat Islam perlu memilih seorang imam besar (seperti pemimpin negara –pentj), sesungguhnya hal ini disyariatkan dengan syarat yang memilihnya adalah ahlul hal wal ‘aqd (para ulama dan para cendiakawan) yang ada pada ummat. Sedangkan selain mereka cukup menyerahkan tanggung jawab ini kepada mereka. Sebagaimana hal ini pernah terjadi pada masa sahabat رضي الله عنهم ketika ahlul hal wal ‘aqd (ulama dan cendiakawan) mereka memilih Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه dan membai’atnya (mengambil sumpahnya), maka wajib bagi seluruh ummat untuk membai’atnya. Dan seperti ketika Umar bin Khattab رضي الله عنه menunjukkan enam orang dari sepuluh orang yang dipersaksikan sebagai penghuni Syurga untuk memilih pemimpin sepeninggalannya, sehingga keenam orang sahabat tersebut memilih Utsman bin Affan رضي الله عنه dan membai’atnya sehingga wajiblah seluruh ummat turut membai’atnya.

2⃣ Kedua; Wilayah kekuasaan yang terbatas, sesungguhnya pemilihan (seorang pemimpin) padanya adalah diantara peranan waliyul’amr (pemimpin negara), dengan memilih untuk posisi tersebut orang-orang yang ahli dan amanah dan membantunya dalam kepemimpinannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ

📖 “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (An-Nisaa’: 58)

✅ Ayat ini ditujukan kepada waliyul’amr sedangkan amanat yang dimaksud adalah jawatan pada sebuah negara yang Allah jadikan sebagai amanah pada diri waliyul’amr sedangkan yang dimaksud dengan menyampaikannya adalah memilih orang yang ahli dan amanah pada bidangnya. Seperti Nabi ﷺ dan Khulafaur Rasyidin dan setiap waliyul’amr di tengah-tengah kaum muslimin sepeninggalan mereka memilih untuk mengisi jawatan-jawatan (pada suatu negeri) orang-orang yang ahli di bidangnya dan menunaikannya sesuai syariat.

❗Adapun pilihanraya yang kita kenal pada dewasa ini yang ada pada banyak negara-negara, hal ini bukan termasuk aturan yang Islamik. Mudah berlaku kekacauan dan keinginan-keinginan peribadi dan sifat tamak dan dapat menimbulkan fitnah-fitnah, pertumpahan darah dan apa yang diharapkan justeru tidak dapat tercapai, bahkan pemilihan seperti ini menjadi medan jual-beli (suara) dan janji-janji palsu.

➡ (Dikutip dari http://almakassari.com/?p=342#more-342)

📂 http://salafy.or.id/blog/2009/04/09/fatwa-syaikh-shalih-fauzan-al-fauzan-tentang-pemilu/

📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf