Berhati-Hati Dari Kenikmatan Dunia
💵🏠🚘 Berhati-Hati Dari Kenikmatan Dunia
📖 Allah sendiri telah menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia, “Ketahuilah, bahawa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur, dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
📕Rasulullah bersabda, “Maka demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibukakannya dunia kepada kalian sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian saling berlumba-lumba untuk mendapatkan dunia sebagaimana dahulu mereka berlumba-lumba untuk mendapatkannya dan dunia pun akan membinasakan kalian sebagaimana dunia telah membinasakan mereka.” (HR Bukhari & Muslim)
✏ Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi’i mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat isyarat bahawa kerugian yang menimpa seorang hamba tatkala dalam keadaan miskin adalah lebih ringan apabila dibandingkan dengan kerugian yang menimpanya tatkala dalam keadaan kaya. Kerana kerugian yang menimpa seorang hamba tatkala dalam keadaan miskin majoritinya terjadi dalam urusan dunia saja, sementara kerugian yang menimpa seorang hamba tatkala dalam keadaan kaya majoritinya terjadi dalam urusan agama.” (Fathul Bari, 11/245)
💎 Asy-Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin mengatakan, “Inilah kenyataannya, lihatlah keadaan kita sekarang, tatkala manusia dalam keadaan miskin, mereka lebih bertakwa, lebih khusyu’ dan takut kepada Allah. Kemudian tatkala dalam keadaan banyak harta, kebanyakkan mereka berpaling dari jalan Allah, bertindak sewenang-wenang dan jadilah manusia condong kepada kemegahan dan perhiasan dunia… seperti kereta, rumah, hamparan tanah dan pakaian. Manusia pun saling membanggakan diri dengan perkara-perkara tersebut (kehidupannya penuh mewah/glamor) dan kemudian berpaling dari perkara-perkara yang dapat memberikan kemanfaatan di akhirat kelak. Sampai pun berbagai surat khabar yang terbit tidaklah memuat berita melainkan selalu terkait dengan kemewahan dunia, memalingkan dari urusan akhirat dan merosak manusia kecuali bagi siapa yang dikehendaki (keselamatan) oleh Allah.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 3/361)
📂 (Faedah dari Buletin Al-Ilmu, Edisi 05, 1435H, ditulis oleh Ustadz Muhammad Rifqi)
📚 WhatsApp طريق السلف 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com